Sumber: Google |
Kebakaran Hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah kabupaten
dan kota di Provinsi Riau yang telah terjadi sejak Januari hingga Februari 2019
terus menerus melebar sampai mencapai 1.136 hektare.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar
Sanger mengatakan, angka itu meninggi lebih dari 150 hektare dalam waktu kurang
dari 48 jam terakhir.
"Titik-titik api masih cukup banyak terdeteksi di
pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir hingga Indragiri
Hilir," kata Edwar di Pekanbaru, Selasa (26/2/2019).
Dia memperjelas, Kabupaten Bengkalis sejauh ini masih
merupakan wilayah yang terkena dampak paling parah dalam kasus kebakaran hutan
dan lahan. Sedikitnya lahan di lima kecamatan di Kabupaten kaya sumber daya
alam Migas itu hangus terbakar.
"Salah satu daerah yang saat ini menjadi fokus
pemerintah daerah dan pusat adalah Pulau Rupat, Bengkalis. Wilayah itu selama
dua pekan terakhir terus dilanda karhutla hingga lebih dari 200 hektare,"
kata dia.
Untuk menangani itu, ratusan personel gabungan TNI, Polri,
Manggala Agni, BPBD serta masyarakat terus berjibaku melakukan pemadaman.
Namun, upaya itu belum membuahkan hasil maksimal. Tak hanya
darat, tim udara juga terus berjibaku melalui operasi pengeboman air. Bahkan,
hari ini satu sekolah di Rupat terpaksa diliburkan karena kondisi udara pada
level membahayakan dengan jarak pandang hanya 100 meter.
Selain Bengkalis, Edwar mengatakan titik-titik api baru
terpantau di Kota Dumai, Pekanbaru, Kabupaten Rokan Hilir dan Indragiri Hilir.
"Seluruh kekuatan kita upayakan semaksimal mungkin untuk
menanggulangi titik-titik api di wilayah itu," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar